Desember 03, 2007

Apakah kita mengenal Kartini...?

http://en.wikipedia.org/wiki/Kartini


Kamu tahu motto hidupku? " aku mau". Dan dua kata sederhana ini telah membawaku melewati gemunung kesulitan. .......... Aku tipe orang yang penuh harapan, penuh semangat. Stella, jagailah selalu api itu! Jangan biarkan dia padam. Buatlah aku selalu bergelora, biarkan aku bersinar, kumohon. Jangan biarkan aku terlepas.


kalimat diatas adalah beberapa kalimat dari seorang pahlawan Indonesia, pahlawan yang telah lama diketahui oleh semua orang Indonesia. Sayang, tidak begitu banyak pula orang Indonesia yang mengenalnya.
Cuplikan kalimat diatas
tertulis dalam sebuah surat oleh Ibu Raden Ajeng Kartini terhadap seorang Belanda bernama Stella Zeehandelaar di negeri Belanda.

Melalui surat, dan hanya melaluinya, Kartini dapat menyuarakan suaranya yang lantang dan pemikirannya yang modern ke dunia Hindia Belanda yang masih balita, meskipun Kartini saat itu tidak lebih tua dari umurku saat ini.

Kartini, begitu rupanya beliau mohon dipanggil, sebab menurutnya label "Raden Ajeng" tersebut adalah label kekonyolan pada saat itu. Sebuah label pengekang kebebasan. Memang kerajaan jawa kuno dengan segala atributnya sama sekali bukan tempat yang pantas bagi darah seorang pemikir muda yang tegas, lugas dan menggelora. Pikirannya begitu luas dan modern, jauh melangkahi orang-orang Indonesia kala itu, sebuah pikiran yang mungkin hanya dapat disaingi oleh oleh tokoh-tokoh nasionalis lainnya seperti Soekarno. Namun, Kartini memang tidak bisa berbuat banyak kala itu, situasi dan kondisi memaksa.

Dengan segala keterbatasannya, Kartini masih sempat menulis surat sebagai corong pemikirannya kepada dunia. Kartini meninggal pada usia 25 tahun, usia yang sangat muda. Kepergiannya mungkin sekali disebabkan oleh stress dan sakit yang menerus, yang diperburuk dengan keterpaksaannya untuk menikah dengan orang yang tak dikenalnya (adat jawa saat itu mengharuskan demikian). Beruntung, suara lantang beliau masih abadi dalam lusinan kertas yang terkirim kepada teman-teman Belandanya. Dengan bantuan Nyonya Rosa Abendanon dan Stella Zeehandelaar surat-surat tersebut diterbitkan dengan judul
Door Duisternis tot Licht (Out of Dark Comes Light)

Dan butuh waktu satu abad lebih bagi suara-suara Kartini untuk sampai padaku. ha ha ha...
Entah kapan sampainya suara ini bagi orang Indonesia lainnya, mungkin sudah, mungkin sekali belum....

Sebagian suara Kartini ini kutemukan dalam buku terbitan irb press & Kompas.April 2004 dengan judul buku :

Aku Mau : Feminisme dan Nasionalisme (Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar)

Kartini mungkin dapat dikategorikan sebagai seorang pahlawan, nasionalis dan pendiri bangsa, sebab mungkin banyak tokoh nasional yang lahir kemudian membaca buku HABIS GELAP TERBITLAH TERANG tersebut dan mengambil pelajaran dari situ. Sedang bagiku sendiri, memang benar banyak pelajaran yang bisa diambil dalam buku ini, namun untuk saat ini sampai disini dulu..lagipula masih belum tuntas kubaca buku itu he he he he...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar