Habis lihat film
Into The Wild tadi.....,
Sebuah film yang menceritakan tentang perjalanan tokoh Chris McCandless. Seorang tokoh muda yang melakukan perjalanan dari Atlanta, Georgia; USA hingga ke Stampede Trail, Alaska; USA.
Seorang muda, mahasiswa yang baru lulus kuliah dan bercita-cita hidup bebas di alam dengan esensi sebagai seorang manusia yang berasal dari alam.......dan melakukan cita-citanya itu.
"I don't need money. Makes people cautious."
Ucapnya dengan enteng saat ditanya mengapa memilih berjalan kaki menuju Alaska dan bukannya membeli mobil.
Singkat cerita, dengan bekal semangat mengembara yang sangat kuat, ia berhasil sampai juga di Alaska. Dalam perjalanannya itu ia menemui orang-orang yang berbeda yang membantunya, memberikannya setiap bantuan yang ia perlukan untuk mencapai tujuannya. Mulai dari buku-buku survival, sepatu boot, alat pancing, golok dll.
Bagi saya, ada dua hal yang menarik dari cerita Chris.
Hal pertama adalah tentu saja tentang petualangannya di alam. Membuat tenda di pinggir danau, berburu binatang, memetik tanaman yang bisa dimakan, mengarungi sungai dengan kayak.......dan segala macam kebebasan lainnya.
Hal kedua yang menarik justru datang dari saat-saat terakhir kehidupan Chris.
"Happiness only real when shared."
Jadi, itulah kuncinya. Bahwa alam dan segala isinya memang indah dan menarik, namun akan jauh lebih baik jika segala keindahan tersebut dibagi bersama-sama. Mungkin Chris menyadari bahwa petualangan terbaiknya bukan pada kebebasan di alam tapi terletak pada perjumpaannya dengan orang-orang saat berjalan kaki.
------------------------------------------------------
Ada Into The Wild, Ada jua
Acara Akhir Gladi Mula KMPA XVII 2008 yang berakhir pada 9 Februari 2008 kemarin. Dengan membawa 18 orang siswa Gladi Mula untuk diajarkan dan dididik menjadi pecinta alam ala
KMPA 'G' ITB. Kedelapan belas siswa tadi diajarkan keterampilan untuk mandiri dan bertahan hidup di alam sampai menuju tujuan. Yang menarik disini adalah tentu saja kebersamaannya. Selama beberapa hari siswa hidup bersama dan berkegiatan bersama. Suatu metode yang membuat para siswa itu untuk lebih jauh mengenal satu sama lainnya, baik buruknya dan jika ditelaah lagi, adalah untuk lebih mengenal diri sendiri.
Lebih menarik lagi, sudah beberapa kali ini acara akhir Gladi Mula KMPA ini juga diselingi dengan materi yang bernama Sosiologi Pedesaan. Sebuah materi yang mengajarkan untuk menghargai dan belajar dari kearifan pedesaan. Pedesaan yang dipilih pun pedesaan yang kuat dalam menerapkan hidup ramah dengan alam. Dengan demikian konsep "cinta alam" tetap terjaga dan diharapkan siswa-siswa tersebut memahami kearifan yang dimaksud. Desa yang terpilih pada tahun ini adalah Desa Bunikasi. Sebuah desa beradat sunda kental yang masih memegang tradisinya kuat dan menjaga kelestarian alam sekitarnya dengan baik. Agak mirip dengan kisah perjalanan Chris yang mampir-mampir, pada acara akhir ini Siswa selama satu hari satu malam memang sengaja diinapkan pada rumah-rumah penduduk dan berbaur dengan masyarakat desa sepenuhnya. Memang, dari segi waktu yang hanya satu hari dirasa kurang mencukupi, akan tetapi diharapkan sebuah dua buah kearifan penduduk desa dapat ditularkan pada siswa-siswa tersebut.
Masih agak mirip dengan kisah Chris, perjalanan siswa setelah menginap di desa dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju kampus. Jikalau Chris bertujuan Alaska maka kami bertujuan kembali ke kampus. Dalam perjalanan, sama seperti Chris, hati dan pikiran dan badan ditempatkan pada tujuan yang ingin dicapai. Fokus pada tujuan. Sampai akhirnya, sekitar pukul 19.30 malam, bulan kedua tanggal 9 tahun matahari 2008, kedatangan siswa yang telah menempuh perjalanan jauh tiba di kampus dan oleh para massa kampus, senior-senior KMPA, kawan pecinta alam lain serta orang tua siswa disambut dengan meriah dan gembira.
Yah, selesailah sudah...tinggal meneruskan kekurangan Chris, yaitu untuk tetap HIDUP.
- Dominic -
Oceanographer wannabe.
G - 160 - XII. KMPA.